Gangguan Tiroid

Gangguan tiroid sering kali tidak kita sadari, karena gejalanya mirip dengan rasa capek biasa atau perubahan emosi ringan. Namun, efeknya bisa luar biasa besar terhadap tubuh—mulai dari berat badan, energi, suasana hati, hingga kesuburan. Dalam artikel ini, saya akan berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar gangguan tiroid: apa itu, penyebabnya, gejalanya, cara diagnosis, dan bagaimana mengelolanya agar tetap bisa hidup sehat dan bahagia.

Apa Itu Tiroid dan Mengapa Penting Bagi Tubuh Kita?

Apa Itu Gangguan Tiroid? Begini Penyebab dan Gejalanya

Kelenjar tiroid adalah organ kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher, tepat di bawah jakun. Walaupun ukurannya kecil, perannya sangat besar. Tiroid menghasilkan hormon yang disebut T3 (triiodotironin) dan T4 (tiroksin), yang berfungsi mengatur kecepatan metabolisme tubuh—artinya, tiroid menentukan seberapa cepat atau lambat tubuh kita menggunakan energi Alodokter.

Bayangkan tubuh seperti mobil, dan tiroid adalah pedal gasnya. Jika tiroid bekerja terlalu cepat, mobil akan melaju kencang tanpa kendali. Tapi jika terlalu lambat, mobil bisa tersendat, lemah, dan lamban. Dua kondisi inilah yang dikenal sebagai hipertiroidisme dan hipotiroidisme.

Hipertiroidisme: Saat Tubuh Terlalu “Aktif”

Hipertiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid. Tubuh pun menjadi seperti mesin yang terus menyala tanpa henti.

Gejala Hipertiroidisme

Beberapa tanda umum yang sering muncul antara lain:

  • Berat badan menurun tanpa sebab jelas.

  • Detak jantung cepat atau berdebar-debar.

  • Mudah berkeringat, meskipun udara tidak panas.

  • Tangan gemetar atau tremor halus.

  • Mudah cemas, sulit tidur, dan sulit fokus.

  • Rambut menipis dan kulit terasa lebih hangat.

Saya pernah bertemu dengan seorang teman guru yang mengalami hipertiroidisme. Ia bercerita bagaimana dulu ia bisa kehilangan 6 kilogram dalam sebulan tanpa diet. Ia juga sering merasa jantungnya berdetak cepat saat sedang duduk santai. Setelah diperiksa, ternyata kadar hormon tiroidnya jauh di atas normal.

Penyebab Hipertiroidisme

Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hipertiroidisme antara lain:

  • Penyakit Graves’ (autoimun di mana tubuh menyerang kelenjar tiroid).

  • Nodul tiroid atau benjolan di kelenjar yang terlalu aktif.

  • Kelebihan yodium, misalnya dari suplemen atau obat tertentu.

  • Radang tiroid (tiroiditis) yang menyebabkan pelepasan hormon berlebih ke aliran darah.

Hipotiroidisme: Saat Tubuh Terlalu “Lambat”

Kebalikan dari hipertiroidisme, hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon. Akibatnya, metabolisme melambat dan tubuh terasa lesu.

Gejala Hipotiroidisme

  • Mudah lelah dan mengantuk.

  • Berat badan naik tanpa peningkatan nafsu makan.

  • Kulit kering, rambut rontok, dan kuku rapuh.

  • Sering merasa kedinginan.

  • Sulit konsentrasi dan sering lupa.

  • Suara menjadi serak dan wajah tampak bengkak.

  • Menstruasi tidak teratur pada wanita.

Saya pribadi punya pengalaman dengan salah satu kerabat yang menderita hipotiroidisme. Ia dulu aktif dan ceria, tapi tiba-tiba berubah menjadi cepat lelah dan sering mengeluh dingin walau di siang hari. Setelah bertahun-tahun bingung mencari penyebabnya, akhirnya tes darah menunjukkan kadar hormon tiroidnya sangat rendah.

Penyebab Hipotiroidisme

Kenali Gejala Khusus Gangguan Tiroid | tempo.co

  • Penyakit Hashimoto’s, yaitu gangguan autoimun yang menyerang tiroid.

  • Kurang yodium dalam makanan.

  • Efek samping obat-obatan, seperti lithium.

  • Operasi tiroid atau terapi radiasi leher.

  • Kelahiran (hipotiroid postpartum) pada beberapa wanita setelah melahirkan.

Faktor Risiko Gangguan Tiroid

Gangguan tiroid bisa menyerang siapa saja, tetapi beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi, di antaranya:

  • Wanita, terutama usia 30–50 tahun.

  • Riwayat keluarga dengan penyakit tiroid.

  • Memiliki penyakit autoimun lain seperti diabetes tipe 1 atau lupus.

  • Pernah menjalani terapi radiasi di leher atau dada.

  • Kekurangan atau kelebihan yodium.

Bagi saya pribadi, ini menjadi pengingat penting untuk rutin memeriksakan kesehatan, terutama bila ada gejala yang tak biasa. Karena sering kali, gangguan tiroid baru diketahui setelah kondisinya cukup parah.

Cara Diagnosis Gangguan Tiroid

Satu-satunya cara untuk memastikan apakah seseorang mengalami gangguan tiroid adalah melalui pemeriksaan darah. Tes ini mengukur kadar:

  • TSH (Thyroid Stimulating Hormone)

  • T3 dan T4

Jika TSH terlalu rendah dan T3/T4 tinggi, itu menandakan hipertiroidisme. Sebaliknya, jika TSH tinggi dan T3/T4 rendah, berarti hipotiroidisme.

Selain itu, dokter bisa melakukan USG tiroid atau scan tiroid untuk melihat struktur dan aktivitas kelenjar. Kadang juga dilakukan tes antibodi untuk mendeteksi penyakit autoimun seperti Graves’ atau Hashimoto’s.

Pengobatan dan Perawatan Gangguan Tiroid

Pengobatan tiroid tergantung pada jenis gangguan yang dialami.

a. Pengobatan Hipertiroidisme

  • Obat antitiroid seperti methimazole untuk mengurangi produksi hormon.

  • Terapi yodium radioaktif untuk menghancurkan sebagian jaringan tiroid yang terlalu aktif.

  • Operasi (tiroidektomi) bila ada benjolan besar atau tidak cocok dengan obat.

  • Beta blocker digunakan untuk mengontrol gejala seperti jantung berdebar.

b. Pengobatan Hipotiroidisme

  • Hormon sintetis levotiroksin (T4) menjadi terapi utama. Obat ini menggantikan hormon tiroid yang kurang, dan biasanya harus diminum seumur hidup.

  • Pemeriksaan rutin setiap beberapa bulan penting untuk menyesuaikan dosis obat.

Saya ingat kerabat saya tadi akhirnya stabil setelah beberapa bulan rutin minum levotiroksin. Ia kembali aktif, wajahnya segar, dan berat badannya pun perlahan normal.

Gaya Hidup dan Pola Makan untuk Penderita Tiroid

Selain obat, pola makan dan gaya hidup sehat berperan penting dalam menjaga keseimbangan hormon tiroid. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:

Makanan yang Disarankan

  • Ikan laut dan makanan kaya yodium (tapi jangan berlebihan).

  • Telur, daging tanpa lemak, dan sayuran hijau.

  • Buah-buahan segar seperti apel, beri, dan pisang.

  • Kacang-kacangan dan biji-bijian untuk membantu metabolisme.

Makanan yang Perlu Dibatasi

  • Kedelai berlebihan, karena dapat menghambat penyerapan hormon tiroid.

  • Sayuran cruciferous mentah seperti brokoli, kubis, dan kembang kol.

  • Makanan tinggi gula dan lemak trans.

  • Kafein berlebihan, karena dapat memicu kecemasan pada penderita hipertiroidisme.

Tips Gaya Hidup

  • Tidur cukup dan hindari stres berlebih.

  • Olahraga ringan seperti jalan kaki atau yoga untuk menjaga metabolisme.

  • Jangan melewatkan obat tanpa seizin dokter.

  • Lakukan kontrol rutin minimal 2–3 kali setahun.

 

 

Baca fakta seputar :  Health

Baca juga artikel menarik tentang : Kesehatan Mental Remaja: Panduan Santai untuk Memahami dan Menjaga Kesehatan Emosi

Author