List Of Contents
Jika Anda pernah berkunjung ke Thailand atau menikmati kuliner khas Negeri Gajah Putih di restoran Thailand, mungkin Anda sudah tidak asing dengan menu Kaeng Matsaman, atau yang lebih dikenal secara internasional sebagai Massaman Curry. Hidangan ini adalah salah satu jenis kari Thailand yang paling lembut, wangi, dan penuh cita rasa, dengan perpaduan unik antara pengaruh kuliner Thailand Selatan dan tradisi masakan Timur Tengah.
Sebagai seseorang yang gemar menjelajahi berbagai jenis kari Asia, saya pribadi menilai Kaeng Matsaman sebagai salah satu kari paling “berjiwa”—karena setiap suapan bukan sekadar rasa pedas atau gurih, tapi juga kisah panjang tentang sejarah, budaya, dan adaptasi rasa lintas bangsa. Mari kita telusuri lebih dalam kelezatan dan keunikan Kaeng Matsaman yang membuatnya begitu istimewa.
Asal Usul Kaeng Matsaman: Jejak Sejarah di Balik Rasa
:max_bytes(150000):strip_icc()/thai-beef-massaman-curry-with-peanuts-close-up--horizontal-501817596-5ac0c5a61d6404003c387142.jpg)
Kaeng Matsaman memiliki asal-usul yang menarik. Nama “Matsaman” atau “Massaman” diyakini berasal dari kata “Musulman”, yang berarti “Muslim” dalam bahasa Persia dan Melayu kuno. Hal ini mengindikasikan bahwa kari ini pertama kali dibawa ke Thailand oleh para pedagang Muslim dari India, Persia, dan dunia Melayu pada abad ke-17, ketika perdagangan rempah mencapai puncaknya.
Raja Narasuen dan kemudian Raja Phra Phutthaloetla Naphalai (Rama II) dari Kerajaan Siam disebut-sebut sebagai penggemar kari ini. Bahkan, ada catatan dalam literatur klasik Thailand bahwa Massaman Curry pernah disebut sebagai salah satu hidangan favorit istana Cookpad.
Jadi, sejak awal, Kaeng Matsaman bukan hanya sekadar makanan rakyat, melainkan simbol diplomasi rasa—menggabungkan pengaruh luar dengan bahan lokal untuk menghasilkan kari yang lembut namun kuat dalam karakter.
Perpaduan Rasa Timur Tengah dan Thailand Selatan
Berbeda dari kari Thailand lainnya seperti Kaeng Khiao Wan (Green Curry) atau Kaeng Phet (Red Curry), Kaeng Matsaman punya cita rasa yang lebih halus, manis, dan sedikit beraroma kayu manis serta cengkih.
Ciri khas utama Kaeng Matsaman adalah pasta kari-nya. Campurannya terdiri dari:
cabai kering,
serai,
lengkuas,
bawang merah,
bawang putih,
jintan,
ketumbar,
kapulaga,
cengkih,
kayu manis, dan
pala.
Yang menarik, bahan seperti kayu manis, pala, dan cengkih bukanlah rempah asli Thailand—melainkan rempah-rempah dari India dan Timur Tengah yang diperkenalkan lewat jalur perdagangan rempah.
Namun, meskipun kaya dengan aroma “eksotis”, cita rasa kari ini tetap khas Thailand berkat tambahan santan yang melimpah, daun jeruk purut, dan gula kelapa yang memberikan sentuhan lembut dan creamy.
Bahan dan Proses Memasak yang Menggugah Selera

Kaeng Matsaman biasanya menggunakan daging sapi, ayam, atau kambing. Daging tersebut dimasak perlahan hingga empuk dalam kuah santan kental yang sarat bumbu. Beberapa versi modern juga menggunakan tahu atau sayuran untuk versi vegetarian.
Bahan utamanya meliputi:
Daging sapi (atau ayam)
Kentang potong besar
Santan kental
Pasta kari Matsaman
Kacang tanah sangrai
Bawang bombay
Daun salam atau daun jeruk
Gula kelapa
Ikan asin atau kecap ikan (untuk rasa gurih alami)
Proses memasaknya cukup sederhana namun membutuhkan kesabaran. Pertama, pasta kari ditumis dengan sedikit minyak hingga mengeluarkan aroma wangi pekat. Setelah itu, daging dimasukkan dan dimasak hingga berubah warna. Lalu, santan dituang perlahan dan dimasak dengan api kecil agar bumbu meresap sempurna. Terakhir, kentang dan kacang tanah dimasukkan hingga semuanya menjadi lembut dan kental.
Hasilnya? Kuah kari yang harum, kental, dengan paduan rasa gurih, manis, dan sedikit asam dari tamarin (asam jawa). Ketika disantap bersama nasi putih hangat atau roti canai, rasanya sungguh menenangkan.
Kaeng Matsaman dan Filosofi Kelembutan Rasa
Bila kari Thailand lain dikenal dengan rasa pedasnya yang tajam, Kaeng Matsaman justru dikenal dengan kelembutan dan keseimbangannya. Ia tidak menyerang lidah, tetapi menenangkan. Inilah alasan mengapa banyak orang asing yang baru pertama kali mencoba masakan Thailand justru jatuh cinta pada Massaman Curry lebih dulu.
Bagi masyarakat Thailand Selatan, kari ini juga punya makna sosial. Biasanya disajikan dalam acara keluarga besar, pernikahan, atau pertemuan komunitas Muslim. Karena proses memasaknya yang lama, Kaeng Matsaman dianggap sebagai simbol kesabaran dan dedikasi dalam memasak.
Kaeng Matsaman di Dunia Internasional
Tak heran, CNN Travel pernah menobatkan Massaman Curry sebagai “The World’s Most Delicious Food” dalam daftar 50 makanan terlezat dunia. Banyak restoran di Bangkok, Phuket, dan Chiang Mai yang menyajikan versi premium dari kari ini dengan bahan-bahan lokal berkualitas tinggi.
Di luar Thailand, Kaeng Matsaman juga menjadi salah satu menu wajib di restoran Thai di Amerika, Eropa, hingga Australia. Rasanya yang lebih ramah di lidah menjadikannya “jembatan rasa” bagi orang-orang yang baru mencoba kuliner Thailand untuk pertama kali.
Tips Menikmati dan Memasak Kaeng Matsaman di Rumah
Bagi Anda yang ingin mencoba memasak Kaeng Matsaman sendiri, jangan khawatir. Sekarang banyak pasta kari Massaman instan yang bisa ditemukan di supermarket Asia. Namun, agar hasilnya maksimal, perhatikan beberapa tips berikut:
Gunakan santan asli, bukan santan instan encer. Santan kental memberi tekstur lembut dan aroma khas.
Tumis pasta kari terlebih dahulu, jangan langsung direbus. Langkah ini penting untuk mengeluarkan minyak alami dan aroma rempah.
Masak dengan api kecil dan sabar. Kari yang dimasak perlahan akan membuat daging lebih empuk dan bumbu lebih meresap.
Gunakan kacang tanah sangrai, bukan mentah, agar menambah rasa gurih tanpa membuat kuah terlalu berminyak.
Padukan dengan nasi hangat atau roti paratha, untuk pengalaman makan yang maksimal.
Cinta pada Rasa dan Sejarah
Kaeng Matsaman bukan hanya kari, tapi juga perjalanan rasa dan sejarah. Ia lahir dari pertemuan budaya, berkembang dalam dapur istana, dan kini dicintai di seluruh dunia. Setiap sendoknya mengandung kisah panjang tentang perdagangan, adaptasi, dan cinta terhadap kuliner yang menyatukan perbedaan.
Sebagai pecinta kuliner Asia, saya selalu merasa bahwa Kaeng Matsaman punya kehangatan tersendiri. Ia tidak meledak di lidah seperti kari India, dan tidak sepedas kari Thailand utara. Tapi justru di situlah keindahannya—lembut, harmonis, dan menenangkan.
Kalau Anda ingin memahami keindahan sejati kuliner Thailand, mulailah dari Kaeng Matsaman. Karena dari semangkuk kari ini, Anda bukan hanya menikmati rasa, tapi juga memahami bagaimana makanan bisa menjadi jembatan antarbudaya yang begitu lezat.
Baca fakta seputar : Culinery
Baca juga artikel menarik tentang : Ayam Rarang: Kuliner Pedas Khas Lombok yang Bikin Lidah Menjerit Nikmat

