List Of Contents
Jujur aja, saya bukan orang yang gampang takjub sama bangunan tua. Tapi pertama kali saya nginjakkan kaki di Istana Maimun, ada sesuatu yang beda. Rasanya kayak disambut oleh sejarah itu sendiri.
Waktu itu, saya cuma pengin Travel jalan-jalan santai di Medan, nyari tempat adem yang nggak mall melulu. Tapi teman saya yang asli sana maksa, “Kau harus ke Istana Maimun, Bang! Malu kau ke Medan nggak ke situ.”
Dan bener sih, saya malah jadi ketagihan datang lagi.
Keindahan Seni dan Arsitektur Istana Maimun
Nah ini bagian yang paling mencuri perhatian saya: arsitekturnya detikcom!
Kalau biasanya istana tua identik sama nuansa Eropa banget atau Jawa klasik, Istana Maimun ini beda banget. Perpaduan gaya Melayu, Islam, India, dan Eropa semua nyatu di satu bangunan yang… ya, elegan gitu.
Warna kuning keemasan jadi identitas utama. Tapi jangan salah, warna ini bukan asal pilih. Kuning dalam budaya Melayu itu simbol kebangsawanan. Jadi begitu kita lihat dari gerbang, langsung kerasa auranya: ini bukan rumah biasa.
Bagian yang paling saya suka adalah lengkungan jendelanya yang mirip gaya Moorish. Ada juga ornamen bunga dan kaligrafi Arab di beberapa titik. Kalau kamu perhatikan plafonnya, ada detail ukiran dan lampu gantung bergaya Italia. Serius deh, ini bukan cuma bangunan, ini karya seni jalanan yang hidup.
Saya sempat ngobrol sama penjaga di sana. Katanya istana ini dibangun tahun 1888 oleh Sultan Deli, Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Nggak heran kenapa namanya Istana Maimun.
Mengapa Istana Maimun Dijadikan Destinasi Wisata?
Awalnya saya kira tempat ini cuma tempat bersejarah biasa, kayak museum. Tapi setelah ngobrol dengan beberapa pengunjung dan pemandu lokal, saya ngerti kenapa Istana Maimun dijadikan destinasi wisata unggulan Medan.
Letaknya strategis – Istana ini gampang banget dijangkau. Nggak jauh dari pusat kota. Bisa naik angkot, ojek online, bahkan jalan kaki kalau niat.
Sejarahnya kuat banget – Ini bukan sekadar bangunan tua. Ini simbol Kesultanan Deli, kekuatan lokal yang dulu punya pengaruh besar banget di Sumatera Utara.
Sarana edukasi budaya – Banyak pelajar datang ke sini buat belajar sejarah Melayu Deli. Nggak sedikit juga yang pakai tempat ini untuk sesi foto prewedding dengan baju adat (yep, mereka nyewain kostum juga lho!).
Tiket masuknya murah banget – Bayangin, cukup bayar Rp10.000-an aja, kamu bisa masuk dan jelajahi sejarah hidup.
Apa yang Membuat Warga dan Turis Tertarik Mengunjungi Istana Maimun?
Saya sempat duduk di taman kecil depan istana dan nguping (ehm, maksudnya mengamati) beberapa keluarga lokal dan turis yang datang. Banyak yang datang karena:
Nostalgia – Banyak orang tua Medan bawa anak-anaknya ke sini buat cerita masa kecil atau sejarah nenek moyang mereka.
Wisata murah meriah – Zaman sekarang hiburan murah tapi berkualitas itu langka. Dan di sini kita bisa dapat itu.
Instagramable banget – Buat generasi yang nggak bisa lepas dari kamera, istana ini punya banyak spot kece. Tangga utama, pintu besar, bahkan kursi singgasana yang bisa kita duduki—semua jadi latar keren buat konten!
Dan yang paling penting: pengalaman budaya yang nggak tergantikan. Bahkan turis asing yang saya temui di sana pun bilang kalau ini salah satu tempat paling “authentic” yang pernah mereka kunjungi di Indonesia.
Review Pribadi Saya tentang Istana Maimun
Kalau saya disuruh kasih bintang, saya bakal kasih 4,5 dari 5 bintang buat Istana Maimun.
Kenapa?
(+) Plusnya:
Estetika luar biasa. Serius, bangunan ini fotogenik dari segala sisi.
Atmosfer yang damai. Walaupun dekat jalan raya, rasanya adem aja di dalam.
Informasi cukup lengkap. Ada papan info sejarah, guide yang ramah, dan penjaga yang welcome banget kalau kita nanya.
Ruang tengahnya bikin merinding. Kursi singgasana Sultan, lampu gantung besar, karpet merah… kayak kita balik ke masa lampau.
(–) Minusnya:
Beberapa bagian perlu perawatan ekstra. Ada area yang kelihatan udah agak aus catnya.
Nggak semua sudut bisa dijelajahi pengunjung. Ada yang ditutup karena alasan konservasi.
Kadang ramai banget pas weekend. Kalau pengin suasana tenang, datang pagi-pagi banget.
Tapi secara keseluruhan? Worth it banget buat dikunjungi. Terutama kalau kamu suka wisata sejarah dan budaya.
Tips Praktis Mengunjungi Istana Maimun
Nah ini penting banget buat kamu yang baru pertama kali mau ke sana. Saya sempat ngalamin beberapa “kesalahan pemula” yang bisa kamu hindari:
Datang pagi atau weekdays
Supaya kamu bisa menikmati keindahannya tanpa harus rebutan spot foto.Bawa uang tunai kecil
Tiketnya murah, tapi kadang susah dapat kembalian kalau bawa pecahan besar. Belum lagi kalau mau nyewa kostum adat atau beli oleh-oleh.Kenakan pakaian sopan dan nyaman
Ini tempat bersejarah, jadi hindari pakai yang terlalu terbuka. Tapi juga pastikan nyaman karena kamu akan banyak jalan di dalam.Coba sewa kostum adat Melayu
Percaya deh, Rp10.000–20.000 untuk kostum dan foto itu worth it banget. Pengalaman ini bikin kamu benar-benar merasa jadi bagian dari sejarahnya.Bawa botol minum dan kamera
Cuaca Medan bisa cukup terik. Tapi jangan lupa tetap jaga kebersihan ya. Dan kamera? Wajib! Karena kamu bakal nyesel kalau nggak dokumentasiin semuanya.
Istana yang Nggak Pernah Kehilangan Magisnya
Setiap kota punya jantung sejarahnya. Dan menurut saya, Istana Maimun adalah jantungnya Medan.
Bukan cuma soal arsitektur atau sejarahnya, tapi soal bagaimana tempat ini masih hidup di tengah zaman modern. Masih bisa membuat kita—pengunjung biasa—merasakan keanggunan masa lalu tanpa harus jadi bangsawan.
Saya pribadi selalu percaya bahwa sejarah bukan cuma buat dibaca di buku. Tapi buat dihidupkan kembali lewat pengalaman. Dan kunjungan ke Istana Maimun, buat saya, adalah salah satu pengalaman paling “hidup” yang pernah saya punya.
Jadi, kalau kamu ke Medan dan bingung mau ke mana…
Serius, jangan skip Istana Maimun.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Pantai Tanjung Siambang: Surga Tersembunyi di Tanjungpinang yang Wajib Kamu Kunjungi! disini